RSS

Lean Six Sigma Logistic

27 Apr

Dapat tugas baca 305 halaman buku dari senior, dengan judul Lean Six Sigma Logistic, dan sampai sekarang tugasnya masih belum selesai dilaksanakan, tapi tetap in progress.. ^_^

But anyway, dari baca daftar isi, kata pengantar, dan bolak-balik beberapa halaman secara sekilas, it’s interesting and nice book to read. Di sela-sela waktu berusaha menyempatkan diri untuk benar-benar membaca, sapa tau ntar kepake buat implementasi proyek di client.

So, tulisan ini menulis ulang bab pertama buku tersebut, dan berhubung bukunya dalam bahasa inggris, jadi tulisan ini jadi campur-campur deh, karena aku banyak copy paste isi buku.

LEAN

Lean adalah “Elimination of waste from all processes”, yang memiliki point utama “Increase speed and flow”. Jika di utilize dengan efektif proses lean bisa menghasilkan “the greatest possible value in the eyes of customers” dan “healthy return for the company”.

Sementara tujuan utama Lean yaitu minimum total cost dalam logistic. Minimum total logistic cost sendiri bisa diperoleh dari

1. Eliminate waste

2. Decrease work in process inventory

3. Decrease process and manufacturing lead times

4. Ultimately increasing supply chain velocity and flow

Waste yang paling sering ditemukan dalam logistic adalah jumlah persediaan yang berlebih, tapi selain masalah inventory, terdapat 6 kriteria waste lain, sehingga ditemukan 7 potensial waste yang sering terjadi di Logistic

1. Excess inventory

2. Transportation

3. Space and facilities

4. Time

5. Packaging

6. Administration

7. Knowledge

fyi, banyak industri memiliki total inventory carrying cost dalam rentang 15% – 40 % dari total biaya logistik, jadi setiap keputusan semestinya berdasarkan total cost, bukan hanya berdasarkan 1 variabel saja, walaupun terlihat sangat menjanjikan.

SIX SIGMA.

Six sigma merupakan sebuah metodologi manajemen yang mencoba memahami dan mengurangi efek negatif dari variasi suatu proses. Variasi merupakan ketidakpastian yang mempengaruhi tingkat kepercayaan. Jika suatu material memiliki cycle time rata-rata 5 hari, tapi memiliki variasi aktual dari 3-8 hari, maka perusahaan akan cenderung melakukan penumpukan persediaan untuk memastikan tidak terjadi kekurangan persediaan.

Logistic is about managing inventory, and managing inventory is about managing variance. Semakin besar variance persediaan, semakin tinggi safety stock yang dibutuhkan. Karena perhitungan safety stock dipengarui oleh kualitas supplier, kepastian transportasi, proses produksi, dan pola permintaan customer. Sehingga jika berbicara mengenai logistic maka proses yang harus dikontrol dimulai dari awal (supplier) sampai akhir (customer). Tidak hanya terbatas pada varian-varian di atas, jumlah safety stock persediaan suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor emosi, saat sebuah perusahaan merasa “ketagihan” terhadap inventory, saat suatu perusahaan merasa bisa tenang dan berada di posisi aman jika mereka memiliki banyak inventory, terlepas dari apakah inventory tersebut dibutuhkan atau tidak. Dan seperti layaknya “ketagihan”, perusahaan tersebut merasa tidak bisa hidup tanpa adanya inventory.

Dari penjelasan di atas, maka Lean Six Sigma bisa diartikan : The elimination of wastes through disciplined efforts to understand and reduce variation, while increasing speed and flow in the supply chain.

Lean dan Six sigma sendiri hanyalah merupakan tools yang digunakan dalam logistics, dan tools yang bisa digunakan tidak hanya lean dan six sigma. Yang terpenting adalah perubahan mind set perusahaan bahwa semua keputusan harus berdasarkan total logistic cost, dan perubahan mind set kedua bahwa perusahaan harus memiliki keinginan dan kebernian untuk mengurangi segala bentuk waste.

Note : Kata persediaan atau inventory sering digunakan bergantian. Inventory atau persediaan merujuk ke material MRO (Maintenance, Repair and Operation), Raw Material, WIP dan Finish Goods.

 

 
Leave a comment

Posted by on April 27, 2014 in BOUT SCM, MY OWN

 

Tags: , , , ,

Leave a comment